Thejabodetabek.com – Jakarta, ibukota Indonesia, kaya akan monumen dan bangunan bersejarah yang mencerminkan perjalanan bangsa ini. Salah satu tokoh yang memberikan kontribusi besar dalam pengembangan arsitektur kota adalah Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Dikenal memiliki ketertarikan mendalam pada seni dan arsitektur, Bung Karno, sapaan akrabnya, menggagas berbagai bangunan dan monumen penting di Jakarta yang menjadi simbol kenegaraan dan nasionalisme.
Sebagai salah satu presiden yang sangat mendukung kesenian, Bung Karno menjalin hubungan dekat dengan berbagai seniman Indonesia. Dalam masa kepemimpinannya, dia memimpin pembangunan sejumlah monumen dan bangunan monumental yang hingga kini masih berdiri gagah di Jakarta.
Berikut daftar beberapa bangunan dan monumen penting di Jakarta yang merupakan hasil dari gagasan dan inisiatif Bung Karno:
1. Monumen Nasional (Monas)
Monas adalah salah satu simbol kenegaraan Indonesia yang paling dikenal. Dibangun pada era Bung Karno, monumen setinggi 132 meter ini dirancang dengan puncak berbentuk obelisk. Di dalamnya, terdapat museum yang menyajikan berbagai koleksi yang mengisahkan sejarah bangsa Indonesia.
2. Patung Dirgantara (Patung Pancoran)
Terletak di Pancoran, Jakarta Selatan, patung ini merupakan simbol kejayaan dan keterampilan Angkatan Udara Republik Indonesia. Bung Karno mengajak Edhi Sunarso dan Keluarga Arca Yogyakarta untuk mewujudkan visi monumen ini.
3. Monumen Pembebasan Irian Barat
Terletak di Lapangan Banteng, monumen ini menggambarkan semangat dan perjuangan rakyat Indonesia dalam membebaskan Irian Barat dari cengkeraman kolonialisme Belanda. Henk Ngantung merancang monumen berdasarkan inspirasi dari pidato Bung Karno mengenai Trikora.
4. Gedung MPR/DPR RI
Gedung ini awalnya digagas oleh Bung Karno sebagai tempat penyelenggaraan CONEFO. Gedung bersejarah ini dirancang oleh Soejoedi Wirjoatmodjo dan menjadi pusat kegiatan legislatif bangsa.
5. Monumen Selamat Datang
Disebut juga sebagai Bundaran HI, monumen ini dibuat untuk menyambut atlet dan delegasi Asian Games ke-IV pada tahun 1962 di Jakarta. Patung berat 5 ton yang menggambarkan sepasang laki-laki dan perempuan ini dirancang oleh Henk Ngantung dan dikerjakan lebih lanjut oleh Edhi Sunarso.
Dengan gagasan dan inisiatifnya, Bung Karno tak hanya meninggalkan warisan berupa karya monumental, tetapi juga semangat nasionalisme dan cinta tanah air yang terpatri dalam setiap batu dan besi monumen-monumen tersebut. (*)