Thejabodetabek.com – Jakarta International Stadium (JIS), sebuah nama yang kini menjadi ikon kebanggaan bagi warga Jakarta. Dengan kapasitas mencapai 82 ribu penonton dan berdiri di lahan seluas 221 ribu meter persegi, stadion ini muncul sebagai jawara baru di kancah sepak bola Indonesia, menggantikan jejak Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan sebagai simbol kejayaan olahraga ibukota.
Siapakah yang memiliki andil besar di balik kemegahan JIS? Tepat sekali, stadion mewah ini adalah milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Sebelum dikenal dengan nama Jakarta International Stadium, area ini lebih dulu dikenal sebagai Taman Bersih Manusia Wibawa (BMW). Dengan luas mencapai 66,6 hektare, taman ini kemudian mendapatkan transformasi signifikan menjadi stadion dengan standar internasional.
Inisiatif pembangunan JIS tidak lepas dari Peraturan Gubernur Nomor 14 Tahun 2019 Pasal 3, yang memberikan lampu hijau kepada Pemprov DKI untuk mengembangkan Kawasan Olahraga Terpadu di lahan pengganti Stadion Lebak Bulus. Lokasi stadion ini berada di Jalan RE Martadinata/Sunter Permai, Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Sebelum menjadi simbol kejayaan yang sekarang dikenal sebagai JIS, stadion ini dibangun dengan nama awal, Stadion BMW. Proses pembangunan stadion ini memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar tiga tahun, mulai dari tahun 2019 hingga 2021. PT Jakarta Propertindo (Jakpro), salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov DKI Jakarta, bertanggung jawab penuh atas proses pembangunan dan pengelolaan stadion ini.
Dengan investasi yang mencapai angka Rp4,5 triliun, JIS bukan hanya menjadi stadion berkelas bagi klub sepak bola Persija Jakarta tetapi juga menawarkan fasilitas prima bagi Timnas Indonesia yang bernaung di bawah naungan PSSI. Meski berstatus sebagai milik Pemprov DKI, JIS diperuntukkan bagi seluruh komunitas sepak bola di tanah air, membuktikan komitmennya sebagai stadion yang inklusif dan berkelas internasional. (*)