Thejabodetabek.com – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono yang lebih dikenal dengan sebutan SBY, merasa lega dan bersyukur atas pengungkapan dini mengenai koalisi antara Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin, sebelum masa pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam pandangannya, intervensi yang lebih tinggi telah menyelamatkan Partai Demokrat dari kemungkinan situasi yang lebih buruk.
“Bayangkan jika kami hanya diberitahu atau ditinggalkan tepat satu atau dua hari sebelum batas waktu pendaftaran ke KPU. Betapa sulitnya itu. Namun, saya percaya, kita masih mendapatkan perlindungan dari Allah. Kita telah diselamatkan oleh kehendak-Nya dan juga oleh narasi sejarah,” ungkap SBY dengan nada syukur.
Menghabiskan malam dengan kontemplasi mendalam mengenai dinamika antara Anies dan Cak Imin, SBY tulus dalam kepercayaannya bahwa Partai Demokrat telah mendapat pertolongan dari Tuhan.
“Saat saya merenung dengan tenang tadi malam, saya merasa kita semua telah diselamatkan oleh kehendak Tuhan yang Maha Kuasa,” tuturnya.
Namun, apa sebenarnya alasan di balik rasa syukur yang ditekankan oleh SBY? Ia menjelaskan bahwa ia bersyukur Partai Demokrat tidak terjebak untuk mendukung seseorang yang menurut analisanya, tidak menunjukkan integritas dan kepercayaan.
“Apakah yang saya coba sampaikan? Secara tegas, saya percaya kita telah dicegah oleh Tuhan untuk mendukung atau bekerja sama dengan individu yang, jika kita mengambil contoh dari nilai-nilai pemimpin besar dalam Islam, khususnya akhlak Rasulullah, mereka tampaknya tidak memenuhi standar tersebut,” jelas SBY.
“Dari apa yang dapat kita amati saat ini, mereka tampaknya tidak memiliki sifat sidiq (kebenaran), tidak menunjukkan kejujuran, dan juga tidak amanah. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka kurang dapat dipercaya dan cenderung mengabaikan kesepakatan yang telah dibuat. Mereka sering kali tidak konsisten dengan janji-janjinya. Saat ini saja mereka menunjukkan ketidakjujuran dan ketidakamanahan, bagaimana jadinya jika mereka diberi tanggung jawab untuk memimpin bangsa kita di masa depan?,” katanya. (*)